Wednesday, December 19, 2007
Teks Khutbah Idul Adha 1428 H.

TIGA SEMANGAT MUSLIM

UNTUK MENCEGAH KEHANCURAN UMAT DAN BANGSA

Oleh: Drs. H. Ahmad Yani

Ketua LPPD Khairu Ummah, Koordinator Majelis Dai Paguyuban Ikhlas, Pengurus Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta,

Penulis Buku Islam

الله أكبر الله أكبر الله أكبر3X

اَلْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ اِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ اَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ اَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَمَّا بَعْدُ: فَيَاعِبَادَ اللهِ : اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَ اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِى الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ: يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Dimuliakan Allah.

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt yang telah memberikan kenikmatan kepada kita dalam jumlah yang begitu banyak sehingga kita sendiri tidak akan mampu menghitung secara rinci tentang kenikmatan-kenikmatan itu. Karenanya dalam konteks nikmat, Allah swt tidak memerintahkan kita untuk menghitung tapi kita diperintah untuk mensyukurinya. Kehadiran kita pada pagi ini dalam pelaksanaan shalat Idul Adha bersamaan dengan kehadiran sekitar tiga sampai empat juta jamaah haji dari seluruh dunia yang sedang menyelesaikan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci merupakan salah satu dari tanda syukur kita kepada Allah swt, semoga kita termasuk orang yang pandai bersyukur dengan sebenar-benarnya sehingga kenikmatan yang Allah swt akan terus bertambah, baik dari sisi jumlahnya atau paling tidak meskipun jumlahnya tidak banyak tapi kita merasakanya sebagai sesuatu yang banyak.

Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi kita Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat dan para pengikuti setia serta para penerus dakwahnya hingga hari kiamat nanti. Karenanya kita akan terus bertekad untuk menjadi orang-orang yang menjadi pengikut setia dan melanjutnya perjuangan menyebarkan dan menegakkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan ini.

Ibadah haji dan qurban dalam suasana Idul Adha setiap tahun selalu memberi pelajaran yang amat berharga bagi kita, baik sebagai pribadi, keluarga maupun masyarakat dan warga bangsa. Pelajaran yang kita ambil amat relevan dengan kehidupan kita sekarang dan pada masa-masa yang akan datang sehingga bisa kita cegah kehancuran umat dan bangsa. Paling tidak, ada tiga semangat muslim yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan kualitas dan kuantitasnya, tiga semangat ini merupakan diantara nilai-nilai hikmah yang kita petik dari momentum haji dan Idul Adha tahun ini.

Pertama adalah semangat dan keikhlasan untuk berkorban dalam segala bidang kebaikan. Hal ini merupakan sesuatu yang amat penting dalam kehidupan masyarakat dan bangsa, karena akan menumbuhkan solidaritas sosial yang tinggi pada masyarakat, bukan semangat mementingkan diri sendiri atau kelompok. Karena itu, para pemimpin dan elite politik harus memberi contoh dengan menunjukkan semangat berkorban untuk kepentingan rakyat, bila semangat ini ada, maka pemimpin tidak akan hidup mewah di tengah-tengah penderitaan rakyat, apalagi bila gaya hidup mewah itu justeru dilakukan dengan biaya dari dana rakyat, baik yang sengaja dikorup maupun disiasati melalui ketentuan berbagai macam tunjangan jabatan agar tidak terkesan korupsi.

Diantara khalifah yang justeru menunjukkan kesederhanaan setelah menjadi pemimpin atau pejabat adalah Umar bin Abdul Aziz. Bandingkan dengan pemimpin masa kini yang justeru baru bisa hidup mewah setelah menjadi pejabat. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Umar bin Abdul Aziz memang menunjukkan kesederhanaan itu, sebelum menjadi khalifah ia memang sudah menjadi orang kaya, karenanya ia bisa menghabiskan dana untuk membeli pakaian yang harganya 600 dirham, tapi ketika menjadi khalifah, ia hanya membeli pakaian yang harganya 6 dirham, hal ini ia lakukan karena kehidupan yang sederhana tidak hanya harus dihimbau, tapi harus dicontohkan langsung kepada masyarakatnya. Raja’ bin Haiwah, seorang menteri pada kabinet Umar bercerita: “Aku disuruh oleh Umar Bin Abdul Aziz membeli pakaian seharga enam dirham, maka aku belikan seperti apa yang diharapkannya itu dan kemudian beliau berkata : “Itulah pakaian yang saya senangi, kalau dia tidak demikian halus.” Berkata raja’: “Mendengar itu pun aku menangis, terharu.” Khalifah bertanya: “Apa yang engkau tangiskan?” Raja’ menjawab: “Dulu saya bawakan kepada engkau pakaian seharga enam ratus dirham, maka engkau berkata: “saya senang pakaian ini, sayang dia terlalu kasar.” Tetapi sekarang setelah engkau jadi khalifah, saya belikan engkau pakaian seharga enam dirham saja, engkau berkata: “saya senang kepadanya, kalau tidaklah dia demikian halus.”

Bahkan Ibnu Abdil Hakam meriwayatkan bahwa Umar sebelum menjadi khalifah menganggap kasar pakaian yang berharga sampai 800 dirham, namun kini pakaian dengan harta 8 dirham saja dianggapnya begitu halus. Kesederhanaan inipun mendapat dukungan dari anggota keluarganya, isteri dan anaknya.

Bila kemewahan hidup semakin menggejala bahkan telah menjadi mode atau gaya hidup, apalagi hal itu dilakukan oleh para pemimpin dan keluarganya, baik pemimpin Negara, organisasi, yayasan, universitas apalagi pemimpin partai politik, maka kehancuran suatu bangsa tidak bisa dihindarkan lagi dan kehancuran itu semakin besar ketika kemewahan hidup itu tidak juga ditinggalkan, Allah swt berfirman mengingatkan masalah ini:

Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, Maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, Maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), Kemudian kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. Dan berapa banyaknya kaum sesudah Nuh telah kami binasakan. dan cukuplah Tuhanmu Maha mengetahui lagi Maha melihat dosa hamba-hamba-Nya. (QS Al Isra [17]:16-17).


Allahu Akbar 3X Walillahilhamdu.

Jamaah Shalat Idul Adha Yang Berbahagia.

Semangat kedua yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan adalah semangat mengikuti jejak para nabi Dalam hidup ini kita amat membutuhkan keteladanan, tidak hanya anak kecil yang membutuhkan figur yang bisa ditiru, tapi semua kita membutuhkannya, bahkan Nabi Muhammad saw juga membutuhkannya. Karena itu, Nabi Ibrahim as dijadikan sebagai teladan bagi Nabi Muhammad saw dan bagi kita semua, Allah swt berfirman:


Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan Dia; ketika mereka Berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan Telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja (QS Al Mumtahanah [60]:4).

Dalam kehidupan Nabi Ibrahim as, Nabi Muhammad saw dan para Nabi lainnya, paling tidak ada tiga hal yang harus kita teladani dari sekian banyak hal yang harus kita contoh. Pertama adalah komitmen yang begitu kuat kepada Allah swt yang kemudian melahirkan ketaatan. Ketika Nabi Ibrahim as diperintah Allah swt untuk menempatkan isterinya Siti Hajar dan anaknya Ismail ke Bakkah (Makkah), meskipun sangat berat harus berpisah, tapi Nabi Ibrahim melaksanakannya. Begitu pula dengan perintah menyembelih Ismail yang lebih berat lagi, tapi itupun dilaksanakannya karena komitmen yang begitu kuat kepada Allah swt, bahkan Ismail as menunjukkan komitmen ketaatan yang sangat kuat seperti yang tercermin dalam firman Allah swt:

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku Sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa Aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar".(QS Ash Shaffat [37]:102)

Kedua, tidak kompromi kepada syaitan dengan segala nilai-nilai kebatilan yang dihembuskan dan diajarkannya. Karena itu godaan syaitan harus dihalau dan tidak dituruti, bahkan syaitan harus kita jadikan sebagai musuh abadi yang selalu diwaspadai setiap saat dan tempat, Allah swt berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS Al Bacará [2]:208).

Ketiga, kelangsungan penanaman dan penyebaran nilai-nilai Islam. Pada diri Nabi Ibrahim as terdapat kekhawatiran yang sangat dalam bila tidak ada generasi baru yang akan melanjutkan keberlangsungan penanaman dan penyebaran nilai-nilai yang datang dari Allah swt., karena itu ia amat mendambakan adanya kehadiran anak, tidak semata-mata untuk melanjutkan keturunan apalagi sekadar mewariskan harta tapi yang terpenting adalah anak yang bisa melanjutkan misi perjuangan, karenanya ketika usianya semakin tua kekhawatiran itu semakin dalam yang membuatnya harus menikah lagi dengan Siti Hajar sehingga lahirlah anak yang diberi nama dengan Ismail, bahkan dari Siti Sarah yang merupakan isteri pertama yang sudah tua lahir pula anak yang diberi nama dengan Ishak, karenanya Nabi Ibrahim amat bersyukur atas karunia Allah swt sehingga dalam do’anya ia menyatakan:

Segala puji bagi Allah yang Telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku, benar-benar Maha mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah Aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.(QS Ibrahim [14]:39-40)

Semangat ketiga yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan adalah semangat untuk menjadi lebih baik. Oleh karena itu, Idul adha seharusnya bisa kita jadikan momentum untuk melakukan koreksi total terhadap berbagai aktivitas dan kebijakan yang telah kita lakukan. Kita semua harus segera menyadari berbagai kesalahan lalu seluruh elemen bangsa harus mampu mengendalikan berbagai ego kepentingan dan lebih mengedepankan semangat untuk berkorban bagi kepentingan umat dan bangsa yang lebih besar. Dalam kehidupan kita sekarang dan ini yang amat memprihatinkan adalah bagaimana masing-masing orang berbuat untuk kepentingan diri dan kelompoknya, bahkan meskipun harus merugikan bangsa dan orang lain, karena itu yang ideal adalah bagaimana kita bisa menunjukan prestasi yang terbaik atau berlomba-lomba dalam kebaikan, Allah swt berfirman:

Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Ab Baqarah [2]:148)

Manakala tiga semangat ini bisa kita wujudkan, niscaya kehidupan peribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa akan semakin baik. Akhirnya, marilah kita sudahi salta Id kita pada pagi ini dengan sama-sama berdo’a:

اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ.

Ya Allah, tolonglah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pertolongan. Menangkanlah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi kemenangan. Ampunilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi pemberi ampun. Rahmatilah kami, sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rahmat. Berilah kami rizki sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik pemberi rizki. Tunjukilah kami dan lindungilah kami dari kaum yang dzalim dan kafir.

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ

Ya Allah, perbaikilah agama kami untuk kami, karena ia merupakan benteng bagi urusan kami. Perbaiki dunia kami untuk kami yang ia menjadi tempat hidup kami. Perbikilah akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami. Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan bagi kami dalam setiap kebaikan dan jadikan kematian kami sebagai kebebasan bagi kami dari segala kejahatan.

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَاتَحُوْلُ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ الْيَقِيْنِ مَاتُهَوِّنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ عَاداَنَا وَلاَ تَجْعَلْ مُصِيْبَتَنَا فِى دِيْنِنَاوَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا

Ya Allah, anugerahkan kepada kami rasa takut kepada-Mu yang membatasi antara kami dengan perbuatan maksiat kepadamu dan berikan ketaatan kepada-Mu yang mengantarkan kami ke surga-Mu dan anugerahkan pula keyakinan yang akan menyebabkan ringan bagi kami segala musibah di dunia ini. Ya Allah, anugerahkan kepada kami kenikmatan melalui pendengaran, penglihatan dan kekuatan selamakami masih hidup dan jadikanlah ia warisan bagi kami. Dan jangan Engkau jadikan musibah atas kami dalam urusan agama kami dan janganlah Engkau jadikan dunia ini cita-cita kami terbesar dan puncak dari ilmu kami dan jangan jadikan berkuasa atas kami orang-orang yang tidak mengasihi kami.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ حَجًّا مَبْرُوْرًا وَسَعْيًا مَّشْكُوْرًا وَذَنْبًا مَغْفُوْرًا وَتِجَارَةً لَنْ تَبُوْرًا

Ya Allah, jadikanlah dia haji yang mabrur, sa’i yang diterima, dosa yang diampuni, perdagangan yang tidak akan mengalami kerugian dan amal shaleh yang diterima.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ.

Ya Allah, ampunilah dosa kaum muslimin dan muslimat, mu’minin dan mu’minat, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal dunia. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar, Dekat dan Mengabulkan do’a.

رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami kehidupan yang baik di dunia, kehidupan yang baik di akhirat dan hindarkanlah kami dari azab neraka

Disampaikan Pada Khutbah Idul Adha

Di Universitas Muhammadiyah UHAMKA

Jl. Limau, Kebayoran Baru Jakarta Selatan

posted by Angga_A_Surawijaya @ 11:48 AM   0 comments
about me
My Photo
Name:
Location: Rain city, West Java, Indonesia

Saya adalah orang yang sedang mencari kebenaran, mencari makna serta hakikat manusia dan saya adalah orang yang sedang berjuang menegakan kehormatan yang berarti 2 pilihan hidup mulia atau mati sebagai syuhada

Udah Lewat
Archives
Hadits Pekan ini
Dari Ibnu Umar radhiallahuanhuma berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam memegang pundak kedua pundak saya seraya bersabda : Jadilah engkau di dunia seakan-akan orang asing atau pengembara “, Ibnu Umar berkata : Jika kamu berada di sore hari jangan tunggu pagi hari, dan jika kamu berada di pagi hari jangan tunggu sore hari, gunakanlah kesehatanmu untuk (persiapan saat) sakitmu dan kehidupanmu untuk kematianmu “ (Riwayat Bukhori)
judul

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Duis ligula lorem, consequat eget, tristique nec, auctor quis, purus. Vivamus ut sem. Fusce aliquam nunc vitae purus. Aenean viverra malesuada libero. Fusce ac quam.

Links
Template by
Free Blogger Templates